Fakta tentang Peringatan Maulid Nabi



Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi (orang banjar menyebutnya "Ba-Mulud’an"), sudah melembaga bahkan ditetapkan sebagai hari libur nasional. Setiap memasuki Rabi’ul Awwal, berbagai ormas Islam, masjid, musholla, institusi pendidikan, dan majelis taklim bersiap memperingatinya dengan beragam cara dan acara; dari sekadar menggelar pengajian kecil-kecilan hingga seremoni akbar dan bakti sosial, dari sekadar diskusi hingga ritual-ritual yang sarat tradisi (lokal). 

Di antara yang berbasis tradisi adalah:
  • Manyanggar Banua, Mapanretasi di Pagatan.
  • Ba’Ayun Mulud (Ma’ayun anak) di Kab. Tapin, Kalimantan Selatan.S
  • ekaten, di Keraton Yogyakarta dan Surakarta.
  • Gerebeg Mulud di Demak.
  • Panjang Jimat *di Kasultanan Cirebon.
  • Mandi Barokah *di Cikelet Garut, dan sebagainya.

Tradisi lain yang tak kalah populer adalah pembacaan Kitab al-Barzanji. Membaca Barzanji seolah menjadi sesi yang tak boleh ditinggalkan dalam setiap peringatan Maulid Nabi. 

Pembacaannya dapat dilakukan di mana pun, kapan pun dan dengan notasi apa pun, karena memang tidak ada tata cara khusus yang mengaturnya.
Al-Barzanji adalah karya tulis berupa prosa dan sajak yang isinya bertutur tentang biografi Muhammad, mencakup *nasab*-nya (silsilah), kehidupannya dari masa kanak-kanak hingga menjadi rasul. Selain itu, juga mengisahkan sifat-sifat mulia yang dimilikinya, serta berbagai peristiwa untuk dijadikan teladan manusia.


Judul aslinya adalah '’Iqd al-Jawahir "(Kalung Permata). Namun, dalam perkembangannya, nama pengarangnyalah yang lebih masyhur disebut, yaitu Syekh Ja’far ibn Hasan ibn Abdul Karim ibn Muhammad al-Barzanji. Dia seorang sufi yang lahir di Madinah pada 1690 M dan meninggal pada 1766 M.

Comments

Popular posts from this blog

Pengertian mufrod mabni

Risalah Hidayah

Jemuran yang Tak Pernah kering