Menyapa Bahagia (Part 2) CerpenKu | Mufrod mabni


Selepas sholat subuh seperti biasanya kami ngaji Al-qur'an di aula pesantren.
Dari masjid Aku kembali ke kamar untuk mengambil Al-qur'anku  di lemari dan pergi melangkah ke aula.

Belum juga sampai Aula aku bertemu Kyai yang emang seperti biasanya keliling pesantren melihat santri-santrinya..
Langsung saja aku merunduk dan bersalaman mencium tangannya..
.
"Jangan hanya karena kebetulan, tapi Di istiqomahin ya nak.."
Ucap kyai kepadaku dan menimbulkan pertanyaan untukku...
.
"InsyaAllah kyai.."
Jawabku kepada kyai dengan senyum malu..
.
Lalu aku merunduk melangkah untuk menuju aula, sambil memikirkan perkataan kyai tadi.
Apa yang dimaksud perkataan kyai tadi, pikirku..
Kebetulan yang mana yang dimaksud..
Sambil ku pikir-pikir sampai di Aula..
.
Biasanya aku datang sudah ramai dan aku kebagian dibelakang..
Tapi kali ini aku bisa datang lebih awal..
.
Baru ada 3 santri yang sudah berkumpul..
Lalu Aku ikut duduk di samping mereka. Sambil menunggu kedatangan ustadz untuk mengajar Al-qur'an..
Aku masih memikirkan perkataan kyai tadi..
.
.
"Mar, ayok mulai dideres.." saiful mengagetkanku...

"Oh iya ful, ini mau mulai" jawabku

"Pagi-pagi udah ngelamun, mikirin apa mar?" Tanya saiful..

"Enggak ful, nggak papa" Jawabku yang masih bingung dan merahasiakan perihal ucapan kyai tadi..

Baru saja aku mau memulai untuk membaca, Ustadz pengajar datang dan duduk..
Lalu saiful berbisik kepadaku
"Nanti abis ngaji ngopi lagi mar"

Dan aku hanya menjawab.. "sipp"
Sambil mengangkat jempol tanganku..

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh"
Salam ustadz memimpin pengajian pagi ini..

Bersambung..

Comments

Popular posts from this blog

Risalah Hidayah

Jemuran yang Tak Pernah kering

Pengertian mufrod mabni